Warga Malang dan sekitarnya sedang kecanduan aneka
minuman yang dikemas dalam botol ala cairan pencuci piring. Sekilas sulit
dibedakan antara cairan pembersih atau sebagai minuman, mengingat desainnya
yang nyaris tidak ada perbedaan.
Bentuk botolnya mirip dengan dengan cairan pencuci piring
yang beredar di pasaran. Begitupun juga dengan desain warna sticker dan warna
minuman. Yang masih bisa dijadikan pembeda adalah merek atau nama yang sedikit
diplesetkan.
Contohnya, minuman bersoda diberi nama Sodlight dibuat
sangat mirip dengan cairan pencuci piring merek Sunlight. Sementara minuman
berbahan susu diberi nama Momo, dibuat sangat mirip dengan cairan pencuci
perabot rumah tangga, Mama Lemon.
Iklan Unik : Keyword Piring Melamin
"Sodlight itu berbahan soda, karena itu diberi nama
Sod maksudnya soda, kalau Momo itu maksudnya minumnya dengan dihisap, mo..mo
mo... mo....," kata Vialyne Dinata sambil tersenyum di lokasi produksi di
Perumahan Griyasanta Ekslusive Malang, Selasa (19/1).
Iklan Unik : Jual Piring Ceper
Vialyne, Jonathan Steven, Panji Adhytama, Yosua Halim dan
Selvi Hokman adalah orang-orang di balik produksi minuman kreatif dengan
kemasan unik ini. Kelimanya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG)
Universitas Brawijaya Malang. Kelimanya memberi nama minuman kreasi mereka
dengan Magic.Wash (Magic dot Wash). Ide itupun masih belum lama dijalankannya,
baru sekitar 4 bulan terakhir.
"Idenya dari tren makanan dan minuman yang disajikan
dengan cara unik. Karena yang unik, sekarang lagi dicari," kata Vialyne.
Masyarakat tidak perlu takut mengonsumsi minuman ini.
Sebab, bahan yang digunakan aman. Vialyne memaparkan, bahan yang dibutuhkan
untuk membuat minumannya mudah dicari di pasaran.
Jenis Sodlight dibuat menggunakan plain soda yang
dikombinasi dengan aneka rasa. Mulai dari melon, anggur, stroberi dan jeruk.
Sementara untuk Momo, dibuat dari susu sapi segar dengan ditambahkan aneka
rasa, seperti rasa taro, cokelat, bublegum dan greentea. "Karena tidak
memakai bahan pengawet, minuman hanya tahan 2-4 hari," katanya.
Steven menambahkan, botol kemasan yang mirip dengan botol
cairan pencuci piring sengaja dipesan khusus dari sebuah pabrik plastik yang
menjadi langganan. Botol itu khusus untuk minuman dan hanya sekali pakai.
"Kami menggunakan botol baru, yang pasti aman," jelasnya.
Bisnis mereka selama ini dipromosikan melalui media
sosial dan beberapa kali mengikuti pameran. Mereka juga rutin berjualan di
arena Car Free Day di Jalan Ijen setiap akhir pekan. "Penjualan sampai
Klaten dan Yogyakarta. Pernah ada order dari Kalimantan dan Papua tetapi kami
bingung cara mengirimkannya," jelas Steven.
Info Unik : Misteri Pendaratan Piring Terbang Di Australia
Untuk distribusi ke Klaten dan Yogyakarta, mereka
memanfaatkan jasa travel. Barang-barang dimasukkan box dan diberi es, kemudian
ditutup secara rapat agar kedap air. Untuk distribusi di dalam kota, mereka
menggunakan jasa ojek, bahkan diantarkan sendiri.
Vialyne mengungkapkan, omzet untuk bisnis patungan mereka
selama sebulan bisa menembus Rp 13,5 juta. Dalam sebulan mereka mampu menjual
sekitar 900 botol Magic dot Wash. Harga jual untuk sodlight Rp 15.000 sementara
jenis Momo dijual dengan harga Rp 20.000 per botol.
"Sehari kami menjual maksimal 30 botol. Modalnya
awalnya Rp 5 juta secara patungan," katanya.
Rasa unik semakin terasa saat ruang etalase Magic dot Wash
dalam bentuk dapur yang dilengkapi tempat pencuci piring. Penjual seolah
menjadi tukang cuci di perabot rumah tangga. "Di sini hanya tempat jualan,
kalau produksinya di Jalan Cokelat. Ini hanya aksesoris saja," kata
Vialyne sambil tertawa.
0 komentar:
Posting Komentar